RANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MODEL ASSURE
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pembelajaran
merupakan komponen pendidikan yang sangat besar perannya dalam mencapai tujuan
pendidikan. Oleh karena itu, mutu pendidikan sering sekali dikaitkan dengan
mutu pembelajaran. Mutu pembelajaran yang tinggi di asumsikan akan menghasilkan
mutu pendidikan yang tinggi pula. Meskipun merupakan komponen pendidikan yang
sangat besar perannya, dalam kenyataannya belum terealisasi dengan baik. Banyak
faktor yang menjadi penyebab tidak terealisainya, mulai dari perencanaan,
perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Standar poses
yang menjadi acuan dalam proses pembelajaran termuat pada Peraturan Mentri
Pendidikan Nasional nomor 41 tahun 2007:
Proses pendidikan pada
satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, isnpiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.
Melakukan proses
pendidikan sesuai Peraturan Mentri Pendidikan Nasional nomor 41 tahun 2007 di
atas memerlukan banyak pekerjaan dan keterlibatan dari komponen pembelajaran. Perlu
dilakukan analisis kebutuhan, perencanaan yang tepat, penilaian kinerja dan melakukan
perbaikan dari apa yang dilakukan. Banyak model pembelajaran yang dapat
diterapkan untuk digunakan di dalam pelaksanaan pembelajaran.
Salah satunya
model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model ASSURE. Model ASSURE
merupakan salah satu model yang dapat menuntut pembelajar secara sistematis
untuk merencanakan proses pembelajaran secara efektif. Model ASSURE pada
pelaksanaanya memadukan penggunaan teknologi dan media di ruang kelas. Jadi
dengan melakukan pelaksanaan secara sistematis, dapat membantu memecahkan
masalah dan membantu mempermudah menyampaikan pembelajaran. Karena proses
pembelajaran itu merupakan proses yang komplek dan merupakan suatu sistem yang
perlu dilakukan dengan pendekatan sistem.
Bagaimana
merencanakan pelaksanaan pembelajaran di ruang kelas menggunakan model ASSURE?
Dalam makalah ini akan dibahas percancangan pembelajaran dengan model ASSURE.
Media yang digunakan menyesuaikan pada analisis kebutuhan yang dilakukan
sebelum kegiatan pelaksanaan pembelajaran.
B.
Tujuan
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui lebih lanjut tentang model ASSURE
2. Untuk
mengetahui urutan sistematis model ASSURE
3. Untuk
merumuskan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan model ASSURE menggunakan
media pembelajaran yang dipilih sesuai analisis kebutuhan.
C.
Manfaat
Berdasarkan
latar belakang dan tujuan masalah di atas, maka yang menjadi manfaat dalam
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi
tugas akhir semester pada mata kuliah Media Pembelajaran
2. Sebagai
bahan bacaan untuk memperdalam pengetahuan tentang model ASSURE dan
penggunaannya
3. Memperkaya
khazanah ilmu pengetahuan bagi pembaca lain
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Media
Secara Umum
Media berasal
dari bahasa Latin medium yang berarti
antara, yakni apa saja yang membawa informasi antara sumber pesan dan
penerimanya. Gagne (dalam Smaldino,dkk 2008) menyatakan bahwa media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk
belajar. Association of Education and
Communication Technology / AECT (Asosiasi Teknologi dan Komunikasi
Pendidikan) membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan
orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Sementara Asosiasi Pendidikan
Nasional (National Education Association), memiliki pendapat yang berbeda
tentang media. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun
audiovisual serta peralatannya.
Dari beberapa
pengertian di atas dapat dikatakan bahwa media yaitu suatu sarana atau
perangkat yang berfungsi sebagai perantara dalam proses komunikasi, artinya
sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan
efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan dari
penggunaan media adalah untuk memudahkan komunikasi dan belajar. Ada enam
kategori dasar media yaitu:
1. Teks,
yakni karakter alfanumerik yang dapat ditampilkan dalam berbagai format,
seperti buku, poster, layar komputer, papan tulis dan lain-lain.
2. Audio
yakni segala sesuatu yang dapat didengar, seperti suara orang, musik, suara
bising dan lain-lain.
3. Visual, yakni segala sesuatu yang dapat kita lihat,
misalnya diagram pada poster, gambar, buku dan lain-lain.
4. Video,
yakni media yang menampilkan gerakan, misalnya rekaman video, animasi komputer,
DVD dan lain-lain.
5. Perekayasa,
yakni segala sesuatu yang bersifat tiga dimensi dan dapat disentuh, misalnya
benda-benda.
6. Manusia,
seperti guru, siswa, ahli bidang studi dan lain-lain.
Dari keenam
kategori media ini, guru dapat memilih dan menggunakan berbagai kategori media
yang kita butuhkan dan dapat mendukung proses pembelajaran di ruang kelas.
Format media biasanya disesuaikan dengan jenis medianya, misalnya untuk visual
dan teks, dapat menggunakan format media papan tulis penanda, untuk teks dan
visual, dapat menggunakan format slide power point, untuk suara dan musik dapat
menggunakan Compact Disc (CD). Untuk menampilkan video, dapat menggunakan
format DVD, dan untuk audio, teks dan video dapat menggunakan format komputer
multimedia.
Selain itu,
untuk memilih dan menentukan format media guru perlu mempertimbangkan berbagai
faktor, seperti jumlah media dan teknologi yang tersedia, keragaman siswa, dan
tujuan yang harus dicapai. Dan untuk memilih format media, guru juga perlu
memperhatikan situasi dan kondisi dimana pengajaran berlangsung (kelompok kecil
atau besar), variabel siswa, dan juga sifat tujuan yang ingin dicapai
(kognitif, afektif, psikomotor), serta kemampuan dalam menyajikan format media.
Kemp (1988)
dalam Smaldino mengemukakan ada sembilan hasil yang didapat dengan menggunakan
media pembelajaran adalah:
1. Isi
dari topik dapat lebih hati-hati dipilih dan teroganisir. Ketika merancang
sebuah produksi media atau memeriksa bahan sebelum memilih media untuk digunakan,
seseorang harus memberikan perhatian rinci pada materi pelajaran.
2. Penyampai
pembelajaran dapat lebih standar. Siswa dapat saja menafsirkan isi pelajaran
dengan cara yang berbeda, namun dengan menggunakan media yang bervariasi, hal
itu dapat diminimalisir.
3. Pembelajaran
dapat lebih menarik. Ada faktor yang harus mendapat perhatian terkait dengan
media pembelajaran yang membuat siswa dapat mengingat simbol dan konsep-konsep
tertentu.
4. Belajar
lebih interaktif melalui penerapan teori belajar yang diterima. Ketika
merancang media, beberapa prinsip yang perlu diperhatikan adalah partisipasi
siswa, umpan balik, dan penguatan, dimana semua itu secara aktif melibatkan
siswa dalam pengalaman belajar.
5. Lamanya
waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi. Kebanyakan media
presentasi memerlukan waktu yang singkat untuk mengirikan pesan kepada siswa.
6. Kualitas
pembelajaran dapat ditingkatkan. Ketika ada integrasi antara gambar dan
kata-kata, media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen pengetahuan secara
teroganisir dengan baik, lebih spesifik, dan jelas.
7. Pembelajaran
dapat diberikan kapan dan di mana pun diinginkan atau diperlukan. Ketika media
pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara mandiri, maka siswa dapat
belajar di waktu dan tempat yang nyaman secara mandiri.
8. Sikap
positif seseorang, yaitu apa yang mereka pelajari dan proses belajar yang
mereka lakukan dapat ditingkatkan sesuai dengan kesadaran diri masing-masing.
Hal ini karena motivasi berkontribusi dalam pembelajaran, bahwa media membuat
orang sukses dalam belajar.
9. Peran
pendidikan dapat berubah kearah yang positif. Media memberikan keuntungan bagi
guru. Pertama, beban untuk mengulangi
penjelasan terhadap materi pelajaran dan keterampilan dapat dihilangkan. Kedua, guru tidak harus menyajikan
informasi secara lisan, aspek yang lebih penting yaitu misalnya memberikan
perhatian dapat dilakukan. Ketiga,
guru dapat meningkatkan kesempatan untuk memenuhi peran menjadi konsultan dan
penasehat bagi siswanya.
Secara
umum penggunaan media pembelajaran dapat dilakukan oleh guru dan siswa,
penggunaan media juga memberikan manfaat bagi keduanya, antara lain sebagai
berikut (Smaldino, 2008):
1. Pemanfaatan
teknologi dan media oleh guru. Teknologi dan media bisa digunakan untuk mendukung
penjelasan yang berpusat pada guru. Teknologi dan media dapat membantu guru
menjelaskan materi pelajaran. Guru dapat merancang bahan pelajaran dengan baik
untuk meningkatkan dan memajukan pembelajaran. Perancangan dan pemilihan sumber
daya yang tepat dan cermat akan mempengaruhi keefektifan bahan pengajaran
tersebut. Misalnya dengan mengunakan model ASSURE dan pengajaran Tematik.
2. Pemanfaatan
teknologi dan media oleh siswa. Teknologi dan media dapat digunakan siswa
dengan berbagai cara untuk meningkatkan belajar. Pemanfaatan kegiatan belajar
yang berpusat pada siswa dapat memberikan waktu bagi guru memeriksa,
memperbaiki permasalahan siswa, berkonsultasi dengan siswa secara individu dan
mengajar perorangan dalam kelompok kecil. Dengan perkembangan ilmu dan
pengetahuan, saat ini siswa dapat menggunakan berbagai teknologi dan media
pengajaran interatif yang dapat membuat siswa belajar mandiri. Selain itu siswa
juga dapat menggunakan sumber daya online yang tersedia untuk siswa.
B.
Model
ASSURE
Model ASSURE
merupakan langkah merencanakan pelaksanaan pembelajaran di ruang kelas secara
sistematis dengan memadukan penggunaan teknologi dan media. Model ASSURE
dikembangkan sebagai suatu bantuan perencanaan untuk membantu memastikan bahwa
teknologi dan media digunakan untuk memperoleh keuntungan maksimum. Model
ASSURE ini menyediakan sebuah proses yang sistematis untuk menciptakan
pengalaman belajar. Model ASSURE menggunakan tahapan demi tahapan untuk membuat
perancangan pembelajaran yang dapat dilihat dari nama model tersebut, yaitu
ASSURE. Menurut Smaldino (2012:39) ASSURE,
A berarti Analysis learning, S
berarti State standard and Objectives,
S kedua berarti Select strategi, technilogy, media, and materials, U berarti Utilize technology, media and materials, R berarti Require learner
participation dan E berarti Evaluated and revise.
Tahap pertama
dalam merencanakan pembelajaran di ruang kelas adalah dengan mengindentifikasi
dan menganalisis karakteristik siswa yang disesuaikan dengan hasil belajar.
Jawaban sementara terhadap identifikasi dan analisis ini akan menjadi pemandu
guru dalam mengambil keputusan saat merancang kegiatan pembelajaran. Hal yang perlu
diperhatikan ketika menganalisis siswa adalah (a) karakteristik umum, (b) kompetensi
dasar spesifik seperti pengetahuan, kemampuan dan sikap, serta (c) memperhatikan
gaya belajar.
(a).
Karakteristik Umum
Karakteristik
umum ini penting diketahui untuk
mempengaruhi belajar siswa. Karakteristik umum terdiri
dari faktor tetap seperti jenis kelamin dan etnis/kebudayaan, mereka yang bervariasi secara teratur, seperti sikap dan minat.
Meninjau
catatan siswa untuk mengidentifikasi perbedaan usia siswa, guru lebih memahami
pola perilaku atau kemampuan
siswa untuk fokus pada kegiatan belajar. Saat merencanakan kerja
kelompok perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi
perhatian siswa dan kemauan untuk berpartisipasi. Misalnya kelompok
campuran jenis kelamin, dapat bekerja
dengan baik di kelas SD awal tetapi menghambat
belajar bagi beberapa siswa sekolah
menengah. Ketika siswa mewakili beberapa kelompok etnis/kebudayaan, pilih
materi pembelajaran dan contoh yang memberikan prioritas tinggi terhadap
identitas dan nilai. Misalnya memilih foto dan clip art dengan anak-anak dari etnis yang
sama dengan siswa untuk
meningkatkan hubungannya ke topik
pelajaran.
Setelah
guru memahami latar belakang di atas,
maka akan digabungkan dengan pengamatan
guru tentang sikap
dan minat siswa untuk
merancang dan mengimplementasikan pelajaran bermakna yang memenuhi kebutuhan bermacam-macam dari masing-masing
siswa.
(b).
Kompetensi Khusus
Penelitian
terbaru mengungkapkan bahwa bagaimana
pengetahuan siswa sebelumnya dipengaruhi
oleh topik tertentu dan apa yang
mereka pelajari lebih daripada
semua sifat psikologis. (Dick,
dan Carey dalam Smaldino, dkk: 2012). Oleh karena itu, komponen
penting dari merancang pelajaran
adalah untuk mengidentifikasi kompetensi
khusus tertentu dari siswa. Guru dapat melakukan ini secara informal (seperti dalam
interogasi kelas) atau dengan cara yang lebih formal (seperti meninjau hasil
tes standar atau membantu guru membuat tes dan penilaian). Tes masuk adalah
penilaian yang menentukan apakah siswa memiliki prasyarat yang diperlukan, atau
kompetensi, untuk mendapatkan perbaikan dari pembelajaran. Misalnya jika guru
akan mengajar siswa untuk menghitung bentuk bidang geometrik, tes
kemampuan awal akan berfokus pada keterampilan perkalian untuk mengidentifikasi siswa yang membutuhkan
perbaikan sebelum pelajaran. Kemampuan prasyarat ini penting untuk beberapa
pembelajaran tentang kemampuan membaca. Oleh karena itu guru melakukan
tes untuk mengetahui kemampuan membaca siswa.
(c).
Gaya Belajar
Gaya belajar berkenan dengan pengelompokkan
sifat-sifat psikologis yang menentukan bagaimana seorang individu bisa
merasakan interaksi yang memberikan respon secara emosional terhadap lingkungan
belajar seperti: kecerdasan majemuk, kekuatan persepsi, kebiasaan memproses
informasi, motivasi dan faktor-faktor fisiologis.
Tahap kedua
dengan merumuskan standar dan tujuan pembelajaran khusus, mengacu pada standar
kurikulum dan teknologi yang digunakan guru di sekolah berdasarkan tujuan
nasional. Tujuan pembelajaran yang baik
mencantumkan nama siswa (kepada siapa tujuannya dimaksudkan),
tindakan
(perilaku) untuk menunjukkan kondisi di mana perilaku akan diamati
dan sejauh mana pengetahuan
atau keterampilan baru harus
dikuasai. Untuk catatan ini, kondisi
akan mencakup penggunaan teknologi
dan media untuk mendukung pembelajaran
di ruang kelas dan untuk menilai keberhasilan
standar atau tujuan pembelajaran.
a.
Pentingnya
Standar dan Tujuan
Perumusan
tujuan pembelajaran adalah salah satu elemen yang sangat penting, hal ini
berkenaan dengan pentingya fungsi tujuan dalam mendasari perumusan beberapa
aspek pada pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1) Dasar untuk
pemilihan strategi, teknologi dan media pembelajaran.
2) Dasar untuk
penilaian dalam pembelajaran.
3) Dasar untuk
ekspektasi belajar siswa.
b.
Tujuan
pembelajaran dengan teknik ABCD
ABCD
merupakan teknik yang bisa digunakan dalam proses merumuskan tujuan
pembelajaran dengan baik, adapun komponen-komponen dari teknik ABCD ini adalah
sebagai berikut :
Audience (Audiensi)
Instruksi yang kita ajukan harus
fokus kepada apa yang harus dilakukan/ dikerjakan oleh siswa bukan apa yang
harus dilakukan guru.
Behavior (Perilaku)
Kata kerja yang mendeskripsikan
kemampuan baru yang harus dimiliki siswa setelah melalui proses pembelajaran
dan harus dapat diukur.
Conditions (Kondisi)
Pernyataan tujuan yang meliputi kondisi dimana unjuk
kerja itu diamati.
Degree (Tingkat Keberhasilan)
Degree (Tingkat Keberhasilan)
Pernyataan tujuan yang mengidentifikasi standar atau
kriteria yang menjadi dasar pengukuran tingkat keberhasilan siswa.
c. Daftar Periksa Tujuan berdasarkan ABCD
c. Daftar Periksa Tujuan berdasarkan ABCD
Pengelompokan
dan pemeriksaan tujuan sangat penting, karena pemilihan metode dan media serta
cara mengevaluasi tergantung pada jenis tujuan yang akan diterapkan. Suatu
tujuan mungkin diklasifikasikan menurut jenis belajar utama yang akan dicapai,
akan tetapi yang terpenting dari semuanya adalah bagaimana mengkomunikasikan
tujuan dengan pengetahuan dan kompetensi siswa. Jika tujuan yang telah kita
rumuskan masih belum mampu mengkomunikasikan pesan dengan apa yang akan menjadi
pengetahuan dan kompetensi siswa, maka tujuan tersebut harus direvisi
kembali.
d. Tujuan
Pembelajaran dan Perbedaan Individual
Tujuan
pembelajaran harus berkaitan dengan kemampuan individual siswa dalam
menuntaskan atau memahami sebuah materi yang diberikan. Siswa yang tidak
memiliki kesulitan belajar dengan siswa yang memiliki kesulitan belajar pasti
memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda, maka untuk itu tujuan
pembelajaran harus disesuaikan dengan perbedaan individual yang dimiliki oleh
siswa.
Tahap ketiga setelah
menganalisis dan merumuskan standar dan tujuan pembelajaran, maka tugas
selanjutnya adalah membangun hubungan antara kedua titik tersebut dengan
memilih strategi pengajaran yang tepat, teknologi dan media yang disesuaikan,
serta memutuskan bahan ajar yang akan diberikan.
a.
Memilih Strategi
Pemilihan strategi
pembelajarn disesuaikan dengan standar dan tujuan pembelajaran. Selain itu juga
memperhatikan gaya belajar dan motivasi siswa yang nantinya dapat mendukung
pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat mengandung ARCS model (Smaldino dari Keller,1987). ARCS
model dapat membantu strategi mana yang dapat membangun Attention (perhatian) siswa pada
pelajaran, hubungan yang Relevant dengan keutuhan dan tujuan, Convident , desain pembelajaran dapat membantu
pemaknaan pengetahuan oleh siswa dan Satisfaction dari usaha belajar siswa.
b. Memilih
Teknologi dan Media
Jika merujuk pada kriteria media dan
teknologi yang disebut Smaldino (2007) maka teknologi dan media yang dipilih
dalam perencanaan pembelajaran ini menggunakan teknologi berbasis komputer.
Melibatkan unit komputer, jaringan internet, web pembelajaran yang dirancang
oleh pembelajar,whiteboard, dan proyektor.
c. Memilih
materi
Sebelum memilih materi, terlebih
dahulu akan dilakukan obsevasi awal dengan melakukan pengumpulan materi yang
siap pakai, meminta keterlibatan spesialis materi dan memintai pendapat dari
pembelajar lain. Kesemuanya akan digabung dan diseleksi menjadi materi yang
akan digunakan dalam perencanaan pembelajaran ini. Pemilihan itu disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan dari siswa, karena materi yang siap
pakai yang diperoleh, biasanya butuh sentuhan modifikasi, maka sentuhan itu
perlu keterlibatan ahli dan guru lain. Kemudian dalam pemilihan materi juga
akan memerhatikan hak cipta dari materi tersebut. Maka materi yang dipilih
dalam pembelajaran yang akan dilakukan adalah Model-model Pembelajaran Berbasis
Komputer.
Tahap
keempat memanfaatkan teknologi,
media dan bahan Ajar.Tahap ini
melibatkan perencanaan
pembelajaran oleh guru dalam
memanfaatkan
teknologi,
media dan bahan
ajar untuk membantu siswa mencapai
tujuan pembelajaran.
Untuk melakukan hal ini
mengikuti proses
"5
Ps": Preview
teknologi,
media dan bahan ajar,
menyiapkan (Prepare) teknologi,
media dan bahan ajar, menyiapkan
(Prepare) lingkungan, menyiapkan
(Prepare) siswa,
dan memberikan (Provide) pengalaman
belajar.
a. Pratinjau Teknologi, Media dan Materi
Selama proses seleksi guru telah mengidentifikasi teknologi, media dan materi yang sesuai untuk siswa dan tujuan belajar guru. Guru harus mempratinjau teknologi dan media yang dipilih terkait dengan tujuan
belajar. Tujuannya adalah memilih bagian yang langsung selaras dengan mata
pelajaran guru misal jika mata pelajaran
adalah tentang penggunaan preposisi yang tepat, pratinjaulah beberapa program
piranti lunak bahasa dan sastra untuk menemukan aktifitas latihan dan praktik
yang sesuai dengan tujuan guru. Guru kemudian merancang mata pelajaran yang meliputi hanya bagian preposisi
dari peranti lunak tersebut ketimbang seluruh urutan yang ada. Demikian pula, jika
menggunakan sebuah video dokumenter,
identifikasilah segmen-segmen yang berhubungan langsung dengan mata pelajaran,
mengingat video DVD memungkinkan navigasi yang mudah bagi segmen sasaran.
b. Meyiapkan Teknologi, Media dan Materi
Selanjutnya kita harus menyiapkan teknologi, media dan materi yang akan mendukung aktifitas pengajaran yang akan kita laksanakan. Kumpulkan
seluruh perlengkapan yang kita butuhkan dan tentukan urutan penggunaan materi.
c. Menyiapkan Lingkungan
Dimana saja aktifitas belajar
terjadi, baik di ruang kelas,
laboratorium, pusat media, fasilitas
harus diatur untuk penggunaan teknologi media, dan materi yang efektif.
d.
Menyiapkan Peserta Belajar
Penelitian mengenai belajar
mengungkapkan dengan sangat jelas bahwa apa yang dipelajari dari sebuah
kegiatan sangat bergantung pada bagaimana peserta belajar dipersiapkan untuk mata pelajaran tersebut.
e. Menyediakan Pengalaman Belajar
Jika pengalaman belajar adalah
yang berpusat pada guru, maka akan melibatkan presentasi, demonstrasi, latihan,
dan praktik atau tutorial. Jika menggunakan presentasi sebagai salah satu
strategi penting untuk mengikuti panduan menggunakan kemampuan presentasi di
ruang kelas.
Tahap
selanjutnya adalah melibatkan partisipasi siswa. Agar efektif, guru harus
melibatkan keaktifan siswa secara mental, menyediakan kegiatan
yang memungkinkan mereka untuk mempraktekkan pengetahuan atau keterampilan baru dan menerima umpan balik terhadap upaya mereka sebelum resmi dinilai. Praktek dapat melibatkan kemandirian siswa, pembelajaran berbantuan komputer, kegiatan internet, atau latihan kelompok. Umpan balik
bisa berasal dari guru, komputer, siswa lain,
atau evaluasi
diri.
a. Latihan
Tujuan untuk mata pelajaran yang kita
ajarkan dengan jelas menyatakan apa
yang semestinya dilakukan oleh para siswa kita sesuai dengan instruksi. Jadi penting untuk
mengharuskan siswa berpartisipasi melalui praktik langsung dengan teknologi dan
kemampuan baru.
1) Teknologi sebagai alat produksi
Salah satu cara yang paling umum dalam menggunakan teknologi dan media sebagai sarana yang
mengharuskan partisipasi siswa adalah melalui penggunaan peranti produktivitas.
Ini karena penggunaan perangkat tersebut dapat memacu siswa dalam pembelajaran, meningkatkan
produktivitas dan mendorong kreatifitas.
2) Teknologi sebagai alat komunikasi
Sebagai contoh, jika menggunakan gambar proyeksi berupa foto para siswa yang tinggal di Alaska, kita sebagai guru dapat melibatkan para
siswa dalam diskusi langsung dengan meminta mereka membandingkan situasi terakhir
mereka dengan siswa pada foto tersebut. Para siswa kemudian bisa saja bertukar
e-mail dengan para siswa di Alaska untuk memperoleh pengetahuan pertama
mengenai kehidupan mereka.
3) Teknologi sebagai alat penelitian
Penelitian telah menunjukkan
bahwa internet merupakan peranti komputer yang paling sering digunakan. Para
siswa memiliki akses instan ke sumber daya yang tak terbatas. Oleh karena itu,
mereka bisa dengan mudah “menempatkan, mengevaluasi, dan mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber. Penelitian siswa sebaiknya diperluas juga untuk meliputi
informasi dari buku, Koran harian dan orang-orang. Penggunaan sumber daya yang
beragam akan lebih memastikan bahwa siswa tidak sekedar menyalin informasi
berbasis web ke dalam karya mereka.
4) Teknologi sebagai alat
penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan
Para siswa sebelumnya belum pernah
mengakses data dan informasi yang begitu besar jumlahnya. Para siswa dari
berbagai usia sekarang mampu lebih teliti menguji informasi melalui berbagai
perangkat. Masalah yang mungkin saja ditangani para siswa melalui penggunaan
teknologi meliputi “apakah seseorang dengan suara terbanyak akan menang?” Untuk menjawab pertanyaan
tersebut siswa dapat mengunduh hasil pemilu ke dalam sebuah spreadsheet untuk
menguji suara elektroral yang dibandingkan dengan suara pemilih.
5) Menggunakan peranti lunak pembelajaran untuk latihan
Peranti lunak pendidikan
merupakan salah satu sarana melibatkan para siswa dengan kemampuan yang beragam
dalam aktifitas belajar individual yang difokuskan pada kemampuan dan
pengetahuan dasar. Sebagian besar program peranti lunak pendidikan memungkinkan
para siswa untuk terlibat dalam aktifitas yang lebih menantang dengan melompati
aktifitas yang mengandung pengetahuan yang telah di kuasai para siswa.
6) Menggunakan media lainnya untuk latihan
Diskusi, kuis singkat, dan
latihan penerapan, bisa mungkin dilakukannya latihan dan umpan balik selama pengajaran. Aktifitas tindak lanjut bisa menyediakan kesempatan lebih
lanjut untuk keterlibatan aktif para siswa.
b. Umpan balik
Di semua kasus, para siswa harus menerima umpan balik mengenai ketepatan respon mereka. Umpan balik
atau tanggapan bisa berasal dari guru atau para siswa yang
bekerja di dalam kelompok kecil dan saling memberi umpan balik. Umpan balik mungkin bisa juga diperoleh melalui aktifitas
periksa diri sendiri atau berasal dari komputer atau mentor.
Sedangkan tahap
terakhir adalah mengevaluasi dan merevisi. Setelah melaksanakan pembelajaran di
ruang kelas, penting untuk mengevaluasi dampak kegiatan yang telah berlangsung
terhadap siswa. Penilaian ini tidak hanya memeriksa tingkat dimana siswa dapat
mencapai tujuan belajar, namun juga memeriksa keseluruhan proses pengajaran dan
dampak penggunaan teknologi dan media. Hal itu dapat dicocokkan antara tujuan
belajar dan hasil belajar siswa.
a. Menilai Prestasi Siswa
Metode dalam menilai prestasi
bergantung pada sifat dan tujuan belajar. Beberapa tujuan belajar mengharuskan
kemampuan kognitif yang relative sederhana sebagai contoh
adalah bagaimana melihat siswa membedakan
kata sifat dari kata keterangan, atau merangkum prinsip deklarasi kemerdekaan.
Tujuan belajar seperti itu semua bermanfaat bagi ujian tertulis konvensional.
1) Penilaian
auntentik
Di sekolah, minat yang
meningkat terhadap penilaian autentik di pacu oleh komitmen menuju perspektif
konstruktivis. Penilaian
autententik bisa digunakan untuk menilai kinerja atau produk tunggal, produk
unit, atau portofolio.
2) Penilaian
Portofolio
Portofolio menilai kemampuan
siswa untuk membuat produk nyata yang menggambarkan pencapaian mereka terkait
dengan analisis, sintesis, dan evaluasi. Komponen kunci dari portofolio adalaha
bahwa mereka mengharuskan refleksi
sendiri sesuai yang ditampilkan di produk portofolio. Sebagai misal, jika siswa
bisa memilih fragmen karya yang menampilkan pencapaian sebuah tujuan belajar,
mereka mungkin saja meminta untuk menjelaskan kenapa mereka memilih fragmen
tersebut dan bagaimana itu menunjukkan bahwa mereka telah mempelajari
pengetahuan dan kemampuan sasaran.
Untuk menggunakan portofolio,
mulailah dengan menentukan apakah kita akan menggunakan format tradisional atau elektronik. Kemudian indentifikasikalah jenis-jenis artefak yang akan menampilkan pencapaian siswa
terkait standard dan tujuan dan pilihlah atau kembangkan skala penilaian yang
tepat.
Portofolio tradisional
merupakan kumpulan fisik dari karya para siswa, sementara portofolio elektronik
merupakan koleksi digital dari karya para siswa. Portofolio tradisional terdiri
dari salinan kertas dari karya para siswa, foto, video atau rekaman kaset
audio. Portofolio sering kali disimpan dalam penjepit dan kotak penyimpanan,
yang berpindah dari satu guru lainnya ketika para siswa naik tingkat.
Portofolio elektronik
menyimpan seluruh karya siswa dalam bentuk file digital. Portofolio elektronik
bisa dibuat dengan peranti lunak khusus, sebuah situs online, atau program
dasar seperti power point. Kekurangan dari portofolio elektronik adalah
perlengkapan, akses, keamanan dan waktu.
b. Evaluasi dan Revisi Stragetegi, Teknologi dan Media
Evaluasi juga meliputi
penilaian strategi, teknologi dan
media. Salah satu komponen kunci evaluasi
dan revisi sebuah mata pelajaran adalah masukan dari guru. Kita juga
bisa mendapatkan umpan balik terkait dengan strategi pengajaran dan penggunaan
teknologi dan media melalui wawancara dan diskusi.
1). Evaluasi guru
Salah satu komponen penting
dari suasana kelas manapun adalah guru, yang sebaiknya di evaluasi bersama
dengan komponen-komponen lainnya. Meskipun evaluasi atas pengajaran kita
mungkin bisa menimbulkan kekhawatiran. Informasi yang dihasilkan akan memberikan umpan balik yang bagus sekali
untuk menangani masalah-masalah yang butuh pengembangan dan untuk mengetahui masalah-masalah pangajaran yang berkualitas tinggi terdapat empat jenis dasar evaluasi
guru: diri sendiri, siswa, rekan guru, dan administrator.
2). Revisi strategi, teknologi dan media.
Tahap terakhir dari siklus
pengajaran adalah duduk dan melihat data penilaian dan evaluasi. Dimana
terdapat perbedaan antara yang kita inginkan untuk terjadi dan apa yang memang
terjadi
BAB III
RANCANGAN PENGGUNAKAN MEDIA DENGAN MODEL
ASSURE
Rancangan
penggunaan media dengan model ASSURE akan dilakukan pada ruang kelas siswa yang
mengambil mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama Negeri
1 Bukitinggi. Mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran wajib yang harus
dipelajari setiap siswa dari kelas satu sampai kelas tiga tiap semesterya. Pada
mata pelajaran ini tidak hanya teori saja yang diberikan, tapi juga praktek
agar bisa diterapkan langsung dalam kehidupan sehari-hari.
A.
Penggunaan
Model ASSURE
1.
Analisis
Siswa
Karakteristik
umum dari siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bukittinggi adalah siswa yang
sudah melalui pendidikan dasar. Siswa berasal dari keluarga yang mampu dan
berekonomi bagus karena kebanyakan orang tua mereka adalah pedagang, pengusaha,
pegawai, dan hanya sebagian kecil yang buruh. Siswa kelas VIII ini berjumlah
118 yang terdiri dari 4 kelas, masing-masing kelas siswa berjumlah maksimal 30
orang siswa. Siswa perempuan lebih banyak dibandingkan siswa laki-laki dan
berumur berkisar 13-14 tahun. Diasumsikan dapat membaca, memahami dan
menganalisis pelajaran. Bisa menggunakan dan berkomunikasi dengan bahasa
Indonesia dan memiliki keberagaman suku namun semuanya berkewarganegaraan
Indonesia serta beragama Islam. Secara umum, siswa meperliahatkan kurang
tertarik dan apati terhadap kegiatan pembelajaran ketika aktivitas berorientasi
pada buku teks.
Sedangkan
karakteristik dasar yang spesifik yang dimiliki siswa untuk mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam adalah bahwa mereka sudah memiliki pengetahuan tentang Pembelajaran
Agama Islam sejak awal bergabung dengan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1
Bukittinggi. Kompetensi dasar yang akan digunakan pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam adalah mengetahui dan lulus mata pelajaran PAI di sekolah
dasar bahkan sudah punya sertifikst khatam Al-Qur’an sebagai persyaratan masuk
SMP. Dengan demikian siswa telah belajar pendidikan agama di Madrasah Diniyah Awaliyah
(MDA) dan keluarga masing-masing.
Selain itu, gaya
belajar yang dimiliki siswa adalah beragam, baik itu kecerdasan majemuk,
kekuatan konseptual, kebiasaan memproses informasi, motivasi, dan faktor
fisiologis.
2.
Menetapkan
Standar dan Tujuan
Berdasarkan
tujuan pendidikan nasional (aims)
yang tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan
pendidikan sekolah (goals) dalam
silabus, maka tujuan mata pelajaran (objevtives)
yang harus dipenuhi siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah membiasakan
perilaku terpuji.
Sedangkan tujuan
akhir yang harus dicapai siswa adalah memahami dan dapat mencotoh perilaku
Zuhud dan Tawakal dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Memilih
Strategi, Teknologi, Media, dan Bahan Ajar
a.
Memilih
Strategi
Jika merujuk
pada ARCS (attention, relevant, confidence and satisfaction) maka
strategi yang akan dipilih dalam perencanaan pembelajaran ini adalah strategi
yang berpusat pada guru dan strategi yang berpusat pada siswa. Pada
pembelajaran PAI Kelas VIII SMP Negeri 1 dilakukan dengan penjelaskan materi
dari guru dan pemahaman serta analisis siswa, agar siswa memperoleh pengalaman
nyata bagaimana berperilaku Zuhud dan Tawakal dalam kehidupan.
b.
Memilih
Teknologi dan Media
Jika
merujuk pada kriteria media dan teknologi yang disebut Smaldino (2008) maka
teknologi dan media yang dipilih dalam perencanaan pembelajaran ini menggunakan
video dan power poin. Melibatkan unit komputer, DVD, whiteboard, dan
proyektor.
c.
Memilih
Bahan Ajar
Sebelum memilih materi, terlebih
dahulu akan dilakukan obsevasi awal dengan melakukan pengumpulan materi yang
siap pakai, meminta keterlibatan spesialis materi dan memintai pendapat dari
pembelajar lain. Kesemuanya akan digabung dan diseleksi menjadi materi yang
akan digunakan dalam perencanaan pembelajaran ini. Pemilihan itu disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan dari siswa, karena materi yang siap
pakai yang diperoleh, biasanya butuh sentuhan modifikasi, maka sentuhan itu
perlu keterlibatan ahli dan guru lain. Kemudian dalam pemilihan materi juga
akan memerhatikan hak cipta dari materi tersebut. Maka materi yang dipilih
dalam pembelajaran yang akan dilakukan adalah Model-model Pembelajaran Berbasis
Komputer.
4.
Memanfaatkan
Teknologi, Media dan Bahan Ajar
Menggunakan terknologi, media dan
materi digunakan proses 5P, preview, prepare (teknologi, media dan
materi), prepare (lingkungan), prepare (siswa) and provide. Setelah
semuanya bisa dikondisikan untuk kondisi belajar, maka dilakukan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan menggunakan power poin dan video dengan menayangkan contoh perilaku
Zuhud dan Tawakal dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian guru menanyakan
poin-poin pembelajaran kepada siswa dari tayangan yang diputar tersebut. Video
pembelajaran yang telah disediakan guru digunakan sebagai media di dalam ruang
kelas. Untuk sumber belajar, power poin dan video pembelajaran dilihat dan
dipahami siswa, hasil pemahaman masing-masing akan dibahas dalam diskusi pada
pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan sebagai media, video pembelajaran membantu
memberikan contoh kongkrit dari penjelasan guru. Karena melibatkan unit
komputer, DVD, dan proyektor, maka pastikan semua perlatakan yang dibutuhkan
seperti listrik, komputer, speaker dan proyektor berfungsi dengan baik. Selain
lingkungan, juga mengkondisikan siswa mulai dari perhatian, motivasi dan minat.
5.
Mengajak
Partisipasi Siswa
Penayangan video dan slide power poin menuntut partisipasi aktif dari
siswa, melalui perhatian siswa dalam tayangan yang diputar, forum diskusi
setelah penayangan video pembelajaran, dan tanya jawab di ruang kelas. Dari
partisipasi siswa diharapkan siswa memiliki pengalaman yang mengantarkan mereka
pada kompetensi untuk memahami dan berperilaku Zuhud dan Tawakal dalam
kehidupan sehari-hari.
6.
Mengevaluasi
dan Merevisi
Ada beberapa hal yang dievaluasi dan direvisi, diantaranya adalah hasil
belajar dengan penilaian autentik dan portofolio, kemudian mengevaluasi
strategi, terknologi dan media yang dipilih serta evaluasi pembelajar.
Pertama evaluasi hasil belajar dengan autentik, yaitu mengharuskan siswa
untuk menggunakan proses yang sesuai dengan konten dengan bagaimana konten
tersebut digunakan dalam dunia nyata. Dalam mata pelajaran PAI, akan dievaluasi
bagaimana kemampuan siswa mengaplikasikannya perilaku Zuhud dan Tawakal.
Penilaian autentik ini akan didukung dengan portofolio yang dimiliki siswa
selama melakukan proses pembelajaran, baik itu tugas kelompok maupun tugas
pribadi. Portofolio yang dibuat siswa menggambarkan pencapaian siswa terkait
dengan pemahaman, analisis dan evaluasi.
Kedua mengevaluasi strategi, teknologi dan media akan dilakukan dengan
melakukan survei dan observasi. Survei dilakukan dengan cara membagikan daftar
pertanyaan berupa pendapat siswa terhadap strategi, teknologi dan media yang
digunakan. Sedangkan observasi digunakan untuk melihat secara langsung umpan
balik siswa dari strategi, teknologi dan media yang digunakan.
Ketiga evaluasi guru dilakukan dengan empat cara, yaitu melalui diri
sendiri, siswa, rekan dan administrator. Dengan diri sendiri dilakukan dengan
membuat rekaman audio atau video berisi kegiatan pembelajaran. Dari audio dan video
yang diperoleh, guru dapat mempelajari seluruh kegiatan dan memperbaiki diri.
Siswa juga bisa dimintai keterangan untuk melakukan penilaian dengan
memberikan saran-saran dan masukan. Begitu juga dengan rekan sejawat, dapat
melakukan pemantauan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan mintai saran
untuk melakukan perbaikan. Dan dengan bantuan adminstrator juga bisa dilakukan,
yaitu dengan cara administrator mengunjungi kelas dan memberikan masukan pada guru
yang telah melakukan kegiatan pembelajaran.
B.
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
I. Identitas
Mata Pelajaran
Satuan
Pendidikan : SMP Negeri
1 Bukittinggi
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama
Islam
Kelas / Semester
: VIII
/ I
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar
Kompetensi : Membiasakan
Perilaku Terpuji
II. Tujuan Mata Pelajara :
1.
Mengetahui dan memahami pengertian zuhud dan tawakal
2.
Mengetahui dan memahami contoh – contoh perilaku zuhud dan tawakal dalam
kehidupan sehari – hari
3.
Menyebutkan kebiasaan perilaku zuhud dan tawakal dalam lingkungan keluarga
4.
Menyebutkan kebiasaan perilaku zuhud dan tawakal dalam lingkungan sekolah
5.
Menyebutkan kebiasaan perilaku zuhud dan tawakal dalam lingkungan masyarakat
III. Kompetensi Dasar : Menjelaskan
pengertian zuhud dan tawakal
:
Menampilkan contoh perilaku zuhud dan tawakal
:
Membiasakan perilaku zuhud dan tawakal dalam kehidupan sehari–hari
IV. Indikator : 1.1. Menjelaskan pengertian zuhud dan
menyebutkan dalilnya.
1.2.
Menjelaskan pengertian tawakal dan menyebutkan dalilnya.
1.3. Menunjukkan contoh–contoh perilaku zuhud
dalam kehidupan sehari–hari
1.4. Menunjukkan contoh–contoh perilaku
tawakal dalam kehidupan sehari–hari
1.5. Membiasakan perilaku zuhud dan tawakal
dalam lingkungan keluarga
1.6. Membiasakan
perilaku zuhud dan tawakal dalam lingkungan sekolah
1.7. Membiasakan
perilaku zuhud dan tawakal dalam lingkungan masyarakat
V. Strategi
Pembelajaran
- Teacher center dengan metode ceramah menyampaikan pengertian dan dan contoh-contoh perilaku zuhud dan tawakal. Dilakukan sebelum siswa melakukan diskusi. Dalam menjelaskan materi, guru menampilkan slide power poin kemudian melihatkan video setelah penjelaskan tahapan poin pembelajaran.
- Student center dengan diskusi dan tanya jawab pembelajaran selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Setiap paparan materi yang dijelaskan, siswa boleh bertanya atau membantahnya. Diskusi kelas setelah penjelasan materi. Kemudian mengomentari pertanyaan atau bantahan siswa dalam diskusi singkat.
VI. Teknologi dan Media
1.
Unit
komputer/leptop
2.
Slide
power poin materi/bahan ajar
3.
Video
4.
Proyektor
5.
Whiteboard
6.
Spidol
VII. Metode Pembelajaran
1.
Ceramah
2.
Tanya
Jawab
3.
Diskusi
4.
Drill
/ Latihan
VIII. Kegiatan Pembelajaran
NO
|
Kegiatan Guru
|
Kegiatan Siswa
|
1
|
Pendahuluan ( 5 )
–
Berdo’a
–
Absensi
–
Apersepsi,
menanyakan pengetahuan siswa tentang sifat – sifat terpuji
–
Menyampaikan
indikator dan tujuan pembelajaran
|
–
Berdo’a
–
Mengangkat
tangan sambil menyabutkan “hadir”
–
Mendengarkan
keterangan guru dan menjawabnya
–
Mendengarkan
keterangan guru tentang indikator dan tujuan pembelajaran
|
2
|
Kegiatan Inti ( 70 )
Eksplorasi
-
guru
mengajukan pertanyaan kepada siswa apa pengertian zuhud
-
guru
mengajukan pertanyaan kepada siswa apa pengertian tawakal
-
guru
menjelaskan pengertian zuhud dan tawakal dengan menampilkan slide power poin
-
guru
mengajukan pertanyaan kepada siswa siapa bisa memberikan contoh perilaku
zuhut
-
guru
melihatkan video perilaku zuhud dan menjelaskannya
-
guru
mengajukan pertanyaan kepada siswa siapa bisa memberikan contoh sikap tawaduk
-
guru
melihatkan video perilaku zuhud dan menjelaskannya
Elaborasi
-
guru
menyuruh masing-masing siswa mencari contoh–contoh perilaku zuhud dan tawakal
lainnya.
Konfirmasi
-
Selama
proses pembelajaran guru melakukan evaluasi terhadap semua kegiatan yang
dilakukan siswa dan guru juga melakukan evaluasi terhadap penjelasannya.
-
guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terhadap materi yang
dipelajari.
-
guru
memberi ulasan dan penegasan yang diperlukan.
|
-
siswa
mengajukan tangan untuk menjawabnya
-
siswa
mengajukan tangan untuk menjawabnya
-
siswa
memperhatikan
-
Siswa
mengajukan tangan untuk menjawabnya
- siswa menontonnya
-
siswa
mengajukan tangan untuk menjawabnya
-
Siswa
monontonya
-
Masing-masing
siswa mencari contoh–contoh perilaku zuhud dan tawakal.
-
Setiap
siswa mendengarkan ulasan dan penegasan yang diberikan guru
-
siswa
mengajukan pertanyaan kepada guru
-
siswa
mendengarkan keterangan guru
|
3
|
Penutup ( 5 )
-
guru
menyimpulkan hasil pelajaran
|
-
siswa
mendengarkan kesimpulan dan membuat catatan penting.
|
IX. Penilaian
1.
Kehadiran : 10 %
2.
Diskusi
kelas : 10 %
3.
Tugas : 20 %
4.
Ujian : 80 %
X. Sumber
Pembelajaran
1.
Aku Cinta Islam ( Cempaka Putih )
2.
Pendidikan Agama Islam ( Yudistira )
3.
Pendidikan Agama yang relevan Bukittinggi, Mei 2013
KAILA
SAPARINA
NIM.
1203711
BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan bahasan makalah di atas
maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam merancang pembelajaran pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP dapat dibantu dengan model pembelajaran
ASSURE. Karena model ASSURE dapat membantu guru tahap demi tahap dalam
merencanakan kegiatan pembelajaran seperti menganalisis siswa, membantu
bagaimana menentukan tujuan, memilih media-teknologi-strategi-bahan ajar,
menggunakan media-teknologi-strategi-bahan ajar, bagaimana membuat siswa
berpartisipasi aktif sampai menilai dan merevisi kegiatan yang telah
berlangsung.
Daftar Rujukan
Rayandra Asyhar. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.
Jakarta: Gaung Persada Press.
Smaldino, Heinich, Molenda, Russel.
2008. Instructional Media And
Technologies For Learning, (9th edition). New York: Macmillan
Publishing Company.
Smaldino, Lawther, Russel. 2012. Instructional Technologies And Media For Learning, (10th edition). New York: Macmillan Publishing Company.
Smaldino, Lawther, Russel. 2012. Instructional Technologies And Media For Learning, (10th edition). New York: Macmillan Publishing Company.
SILABUS
Sekolah : SMP N 1 BUKITTINGGI
Kelas : VIII
Mata Pelajarran :
Pendidikan Agama Islam
Semester : I (Ganjil)
Standar
Kopetensi : 1. Membiasakan
perilaku terpuji
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan
|
Pembela
|
jaran
|
Indikator
|
Penilaian
|
KKM
|
Alokasi waktu
|
Sumber
|
TM
|
PT
|
KMTT
|
|||||||
3.1
Menjelask an pengertian zuhud dan tawakal.
3.2
Menampilkan contoh perilaku zuhud dan tawakal
3.3
Membiasakan perilaku zuhud dan tawakal dalam
kehidupan sehari – hari
|
Perilaku terpuji
(zuhud dan tawakal)
|
Mendeskripsikan Pengertian
Zuhud Dan Tawakal
Mendeskripsiakan
Contoh-Contoh Perilaku Zuhud Dan Tawakal
Mendeskripsikan
Kebiasaan Perilaku Zuhud Dan Tawakal
|
Melakuk an pengamatan
tentang berbagai perilaku masyarakat
Mendiskusikan untuk
mengidentifikasi contoh-contoh perilaku zuhud dan tawakal
Menampilkan perilaku
zuhud dan tawakal dihadapan teman-temannya dan gurunya di sekolah
|
3.1.1
Menjelaskan pengertian zuhud dan menyebutkan
dalilnya (kerja keras)
3.1.2
Menjelaskan pengertian tawakal dan menyebutkan
dalilnya (kerja keras)
3.2.1
Menunjukkan contoh – contoh perilaku zuhud dalam
kehidupan sehari – hari (mandiri)
3.2.2
Menunjukkan contoh – contoh perilaku tawakal dalam
kehidupan sehari – hari (mandiri)
3.3.1
Membiasakan perilaku zuhud dan
tawakal dalam lingkungan keluarga (mandiri)
3.3.2
Membiasakan perilaku zuhud dan
tawakal dalam lingkungan sekolah (mandiri)
3.3.3
Membiasakan perilaku zuhud dan
tawakal dalam lingkungan masyarakat (mandiri)
|
Tes Tulis
Tes Tulis
Tes Tulis
Tes Tulis
Tes Unjuk Kerja
Tes Unjuk Kerja
|
2x40
m
|
Buku
cempaka putih,erlangga,LKS, internet dan buku pengangan guru
|
Bukittinggi, Mei 2013
Guru Mata Pelajaran
KAILA SAPARINA
NIM. 1203711