SELAMAT DATANG DI BLOG KU

Senin, 03 Juni 2013

Peragaan dan Materi Pembelajaran


PUSAT BELAJAR ( Learning Center ) merupakan lingkungan yang lengkap yang dirancang untuk meningkatkan belajar individu atau kelompok kecil yang fokus pada topik spesifik. Pusat belajar seharusnya mendorong partisipasi aktif ketimbang menyuruh para siswa duduk manis dan membaca buku atau membaca teks di layar komputer. Sebagian besar pusat belajar memberikan umpan balik kepada kegiatan siswa melalui kegiatan terindividualisasi. Kegiatan tersebut cenderung dirancang untuk digunakan oleh individu tetapi, mereka bisa dirancang untuk kelompok yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Pusat belajar mungkin dibuat di tempat dalam ruang kelas yang tersedia dan sesuai. Materi pesat belajar meliputi apa saja atau seluruh dari teknologi dan media. Adapun keuntungan pusat belajar yaitu :
1.        Menilai kecepatan belajar sendiri
Pusat belajar medorong para siswa untuk mengembangkan tanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan memungkinkan mereka untuk belajar berdasar kecepatan mereka sendiri, sehingga mengurangi kemungkinan kegagalan dan meningkatkan kemungkinan sukses.
2.        Belajar aktif
Pusat belajar memungkinkan partisipasi siswa dalam pengalaman belajar, bagi respon siswa, dan bagi umpan balik yang cepat untuk respon siswa.



Rabu, 29 Mei 2013

TUGAS AKHIR SEMESTER MEDIA PEMBELAJARAN



RANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MODEL ASSURE
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pembelajaran merupakan komponen pendidikan yang sangat besar perannya dalam mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, mutu pendidikan sering sekali dikaitkan dengan mutu pembelajaran. Mutu pembelajaran yang tinggi di asumsikan akan menghasilkan mutu pendidikan yang tinggi pula. Meskipun merupakan komponen pendidikan yang sangat besar perannya, dalam kenyataannya belum terealisasi dengan baik. Banyak faktor yang menjadi penyebab tidak terealisainya, mulai dari perencanaan, perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Standar poses yang menjadi acuan dalam proses pembelajaran termuat pada Peraturan Mentri Pendidikan Nasional nomor 41 tahun 2007:
Proses pendidikan pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, isnpiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.
Melakukan proses pendidikan sesuai Peraturan Mentri Pendidikan Nasional nomor 41 tahun 2007 di atas memerlukan banyak pekerjaan dan keterlibatan dari komponen pembelajaran. Perlu dilakukan analisis kebutuhan, perencanaan yang tepat, penilaian kinerja dan melakukan perbaikan dari apa yang dilakukan. Banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk digunakan di dalam pelaksanaan pembelajaran.
Salah satunya model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model ASSURE. Model ASSURE merupakan salah satu model yang dapat menuntut pembelajar secara sistematis untuk merencanakan proses pembelajaran secara efektif. Model ASSURE pada pelaksanaanya memadukan penggunaan teknologi dan media di ruang kelas. Jadi dengan melakukan pelaksanaan secara sistematis, dapat membantu memecahkan masalah dan membantu mempermudah menyampaikan pembelajaran. Karena proses pembelajaran itu merupakan proses yang komplek dan merupakan suatu sistem yang perlu dilakukan dengan pendekatan sistem.
Bagaimana merencanakan pelaksanaan pembelajaran di ruang kelas menggunakan model ASSURE? Dalam makalah ini akan dibahas percancangan pembelajaran dengan model ASSURE. Media yang digunakan menyesuaikan pada analisis kebutuhan yang dilakukan sebelum kegiatan pelaksanaan pembelajaran.
B.     Tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui lebih lanjut tentang model ASSURE
2.      Untuk mengetahui urutan sistematis model ASSURE
3.      Untuk merumuskan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan model ASSURE menggunakan media pembelajaran yang dipilih sesuai analisis kebutuhan.
C.    Manfaat
Berdasarkan latar belakang dan tujuan masalah di atas, maka yang menjadi manfaat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Memenuhi tugas akhir semester pada mata kuliah Media Pembelajaran
2.      Sebagai bahan bacaan untuk memperdalam pengetahuan tentang model ASSURE dan penggunaannya
3.      Memperkaya khazanah ilmu pengetahuan bagi pembaca lain

BAB II
KAJIAN TEORI
A.    Media Secara Umum
Media berasal dari bahasa Latin medium yang berarti antara, yakni apa saja yang membawa informasi antara sumber pesan dan penerimanya. Gagne (dalam Smaldino,dkk 2008) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Association of Education and Communication Technology / AECT (Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan) membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Sementara Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association), memiliki pendapat yang berbeda tentang media. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa media yaitu suatu sarana atau perangkat yang berfungsi sebagai perantara dalam proses komunikasi, artinya sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan dari penggunaan media adalah untuk memudahkan komunikasi dan belajar. Ada enam kategori dasar media yaitu:
1.      Teks, yakni karakter alfanumerik yang dapat ditampilkan dalam berbagai format, seperti buku, poster, layar komputer, papan tulis dan lain-lain.
2.      Audio yakni segala sesuatu yang dapat didengar, seperti suara orang, musik, suara bising dan lain-lain.
3.      Visual,  yakni segala sesuatu yang dapat kita lihat, misalnya diagram pada poster, gambar, buku dan lain-lain.
4.      Video, yakni media yang menampilkan gerakan, misalnya rekaman video, animasi komputer, DVD dan lain-lain.
5.      Perekayasa, yakni segala sesuatu yang bersifat tiga dimensi dan dapat disentuh, misalnya benda-benda.
6.      Manusia, seperti guru, siswa, ahli bidang studi dan lain-lain.
Dari keenam kategori media ini, guru dapat memilih dan menggunakan berbagai kategori media yang kita butuhkan dan dapat mendukung proses pembelajaran di ruang kelas. Format media biasanya disesuaikan dengan jenis medianya, misalnya untuk visual dan teks, dapat menggunakan format media papan tulis penanda, untuk teks dan visual, dapat menggunakan format slide power point, untuk suara dan musik dapat menggunakan Compact Disc (CD). Untuk menampilkan video, dapat menggunakan format DVD, dan untuk audio, teks dan video dapat menggunakan format komputer multimedia.
Selain itu, untuk memilih dan menentukan format media guru perlu mempertimbangkan berbagai faktor, seperti jumlah media dan teknologi yang tersedia, keragaman siswa, dan tujuan yang harus dicapai. Dan untuk memilih format media, guru juga perlu memperhatikan situasi dan kondisi dimana pengajaran berlangsung (kelompok kecil atau besar), variabel siswa, dan juga sifat tujuan yang ingin dicapai (kognitif, afektif, psikomotor), serta kemampuan dalam menyajikan format media.
Kemp (1988) dalam Smaldino mengemukakan ada sembilan hasil yang didapat dengan menggunakan media pembelajaran adalah:
1.      Isi dari topik dapat lebih hati-hati dipilih dan teroganisir. Ketika merancang sebuah produksi media atau memeriksa bahan sebelum memilih media untuk digunakan, seseorang harus memberikan perhatian rinci pada materi pelajaran.
2.      Penyampai pembelajaran dapat lebih standar. Siswa dapat saja menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda, namun dengan menggunakan media yang bervariasi, hal itu dapat diminimalisir.
3.      Pembelajaran dapat lebih menarik. Ada faktor yang harus mendapat perhatian terkait dengan media pembelajaran yang membuat siswa dapat mengingat simbol dan konsep-konsep tertentu.
4.      Belajar lebih interaktif melalui penerapan teori belajar yang diterima. Ketika merancang media, beberapa prinsip yang perlu diperhatikan adalah partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan, dimana semua itu secara aktif melibatkan siswa dalam pengalaman belajar.
5.      Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi. Kebanyakan media presentasi memerlukan waktu yang singkat untuk mengirikan pesan kepada siswa.
6.      Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. Ketika ada integrasi antara gambar dan kata-kata, media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen pengetahuan secara teroganisir dengan baik, lebih spesifik, dan jelas.
7.      Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana pun diinginkan atau diperlukan. Ketika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara mandiri, maka siswa dapat belajar di waktu dan tempat yang nyaman secara mandiri.
8.      Sikap positif seseorang, yaitu apa yang mereka pelajari dan proses belajar yang mereka lakukan dapat ditingkatkan sesuai dengan kesadaran diri masing-masing. Hal ini karena motivasi berkontribusi dalam pembelajaran, bahwa media membuat orang sukses dalam belajar.
9.      Peran pendidikan dapat berubah kearah yang positif. Media memberikan keuntungan bagi guru. Pertama, beban untuk mengulangi penjelasan terhadap materi pelajaran dan keterampilan dapat dihilangkan. Kedua, guru tidak harus menyajikan informasi secara lisan, aspek yang lebih penting yaitu misalnya memberikan perhatian dapat dilakukan. Ketiga, guru dapat meningkatkan kesempatan untuk memenuhi peran menjadi konsultan dan penasehat bagi siswanya.
Secara umum penggunaan media pembelajaran dapat dilakukan oleh guru dan siswa, penggunaan media juga memberikan manfaat bagi keduanya, antara lain sebagai berikut (Smaldino, 2008):
1.      Pemanfaatan teknologi dan media oleh guru. Teknologi dan media bisa digunakan untuk mendukung penjelasan yang berpusat pada guru. Teknologi dan media dapat membantu guru menjelaskan materi pelajaran. Guru dapat merancang bahan pelajaran dengan baik untuk meningkatkan dan memajukan pembelajaran. Perancangan dan pemilihan sumber daya yang tepat dan cermat akan mempengaruhi keefektifan bahan pengajaran tersebut. Misalnya dengan mengunakan model ASSURE dan pengajaran Tematik.
2.      Pemanfaatan teknologi dan media oleh siswa. Teknologi dan media dapat digunakan siswa dengan berbagai cara untuk meningkatkan belajar. Pemanfaatan kegiatan belajar yang berpusat pada siswa dapat memberikan waktu bagi guru memeriksa, memperbaiki permasalahan siswa, berkonsultasi dengan siswa secara individu dan mengajar perorangan dalam kelompok kecil. Dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan, saat ini siswa dapat menggunakan berbagai teknologi dan media pengajaran interatif yang dapat membuat siswa belajar mandiri. Selain itu siswa juga dapat menggunakan sumber daya online yang tersedia untuk siswa.

B.     Model ASSURE
Model ASSURE merupakan langkah merencanakan pelaksanaan pembelajaran di ruang kelas secara sistematis dengan memadukan penggunaan teknologi dan media. Model ASSURE dikembangkan sebagai suatu bantuan perencanaan untuk membantu memastikan bahwa teknologi dan media digunakan untuk memperoleh keuntungan maksimum. Model ASSURE ini menyediakan sebuah proses yang sistematis untuk menciptakan pengalaman belajar. Model ASSURE menggunakan tahapan demi tahapan untuk membuat perancangan pembelajaran yang dapat dilihat dari nama model tersebut, yaitu ASSURE. Menurut Smaldino (2012:39) ASSURE, A berarti Analysis learning, S berarti State standard and Objectives, S kedua berarti Select strategi, technilogy, media, and materials, U berarti Utilize technology, media and materials, R berarti Require learner participation dan E berarti Evaluated and revise.
Tahap pertama dalam merencanakan pembelajaran di ruang kelas adalah dengan mengindentifikasi dan menganalisis karakteristik siswa yang disesuaikan dengan hasil belajar. Jawaban sementara terhadap identifikasi dan analisis ini akan menjadi pemandu guru dalam mengambil keputusan saat merancang kegiatan pembelajaran. Hal yang perlu diperhatikan ketika menganalisis siswa adalah (a) karakteristik umum, (b) kompetensi dasar spesifik seperti pengetahuan, kemampuan dan sikap, serta (c) memperhatikan gaya belajar.
(a). Karakteristik Umum
Karakteristik umum ini penting diketahui untuk mempengaruhi belajar siswa. Karakteristik umum terdiri dari faktor tetap seperti jenis kelamin dan etnis/kebudayaan, mereka yang bervariasi secara teratur, seperti sikap dan minat.
Meninjau catatan siswa untuk mengidentifikasi perbedaan usia siswa,  guru lebih memahami pola perilaku atau kemampuan siswa untuk fokus pada kegiatan belajar. Saat merencanakan kerja kelompok perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi perhatian siswa dan kemauan untuk berpartisipasi. Misalnya kelompok campuran jenis kelamin, dapat bekerja dengan baik di kelas SD awal tetapi menghambat belajar bagi beberapa siswa sekolah menengah. Ketika siswa mewakili beberapa kelompok etnis/kebudayaan, pilih materi pembelajaran dan contoh yang memberikan prioritas tinggi terhadap identitas dan nilai. Misalnya memilih foto dan clip art dengan anak-anak dari etnis yang sama dengan siswa untuk meningkatkan hubungannya ke topik pelajaran.
Setelah guru memahami latar belakang di atas, maka akan digabungkan dengan pengamatan guru tentang  sikap dan minat siswa untuk merancang dan mengimplementasikan pelajaran bermakna yang memenuhi kebutuhan bermacam-macam dari masing-masing siswa.
(b). Kompetensi Khusus
Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa bagaimana pengetahuan siswa sebelumnya dipengaruhi oleh topik tertentu dan apa yang mereka pelajari lebih daripada semua sifat psikologis. (Dick, dan Carey dalam Smaldino, dkk: 2012). Oleh karena itu, komponen penting dari merancang pelajaran adalah untuk mengidentifikasi kompetensi khusus tertentu dari siswa. Guru dapat melakukan ini secara informal (seperti dalam interogasi kelas) atau dengan cara yang lebih formal (seperti meninjau hasil tes standar atau membantu guru membuat tes dan penilaian). Tes masuk adalah penilaian yang menentukan apakah siswa memiliki prasyarat yang diperlukan, atau kompetensi, untuk mendapatkan perbaikan dari pembelajaran. Misalnya jika guru akan mengajar siswa untuk menghitung bentuk bidang geometrik, tes kemampuan awal akan berfokus pada keterampilan perkalian untuk mengidentifikasi siswa yang membutuhkan perbaikan sebelum pelajaran. Kemampuan prasyarat ini penting untuk beberapa pembelajaran tentang kemampuan membaca. Oleh karena itu guru melakukan tes untuk mengetahui kemampuan membaca siswa.
(c). Gaya Belajar
Gaya belajar berkenan dengan pengelompokkan sifat-sifat psikologis yang menentukan bagaimana seorang individu bisa merasakan interaksi yang memberikan respon secara emosional terhadap lingkungan belajar seperti: kecerdasan majemuk, kekuatan persepsi, kebiasaan memproses informasi, motivasi dan faktor-faktor fisiologis.
Tahap kedua dengan merumuskan standar dan tujuan pembelajaran khusus, mengacu pada standar kurikulum dan teknologi yang digunakan guru di sekolah berdasarkan tujuan nasional. Tujuan pembelajaran yang baik mencantumkan nama siswa (kepada siapa tujuannya dimaksudkan), tindakan (perilaku) untuk menunjukkan kondisi di mana perilaku akan diamati dan sejauh mana pengetahuan atau keterampilan baru harus dikuasai. Untuk catatan ini, kondisi akan mencakup penggunaan teknologi dan media untuk mendukung pembelajaran di ruang kelas dan untuk menilai keberhasilan standar atau tujuan pembelajaran.
a.      Pentingnya Standar dan Tujuan
Perumusan tujuan pembelajaran adalah salah satu elemen yang sangat penting, hal ini berkenaan dengan pentingya fungsi tujuan dalam mendasari perumusan beberapa aspek pada pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1)      Dasar untuk pemilihan strategi, teknologi dan media pembelajaran.
2)      Dasar untuk penilaian dalam pembelajaran.
3)      Dasar untuk ekspektasi belajar siswa.
b.      Tujuan pembelajaran dengan teknik ABCD
ABCD merupakan teknik yang bisa digunakan dalam proses merumuskan tujuan pembelajaran dengan baik, adapun komponen-komponen dari teknik ABCD ini adalah sebagai berikut :
Audience (Audiensi)
Instruksi yang kita ajukan harus fokus kepada apa yang harus dilakukan/ dikerjakan oleh siswa bukan apa yang harus dilakukan guru.
Behavior (Perilaku)
Kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan baru yang harus dimiliki siswa setelah melalui proses pembelajaran dan harus dapat diukur.
Conditions (Kondisi)
Pernyataan tujuan yang meliputi kondisi dimana unjuk kerja itu diamati. 
Degree (Tingkat Keberhasilan)
Pernyataan tujuan yang mengidentifikasi standar atau kriteria yang menjadi dasar pengukuran tingkat keberhasilan siswa. 
c.  Daftar Periksa Tujuan berdasarkan ABCD
Pengelompokan dan pemeriksaan tujuan sangat penting, karena pemilihan metode dan media serta cara mengevaluasi tergantung pada jenis tujuan yang akan diterapkan. Suatu tujuan mungkin diklasifikasikan menurut jenis belajar utama yang akan dicapai, akan tetapi yang terpenting dari semuanya adalah bagaimana mengkomunikasikan tujuan dengan pengetahuan dan kompetensi siswa. Jika tujuan yang telah kita rumuskan masih belum mampu mengkomunikasikan pesan dengan apa yang akan menjadi pengetahuan dan kompetensi siswa, maka tujuan tersebut harus direvisi kembali. 
d.  Tujuan Pembelajaran dan Perbedaan Individual
Tujuan pembelajaran harus berkaitan dengan kemampuan individual siswa dalam menuntaskan atau memahami sebuah materi yang diberikan. Siswa yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan siswa yang memiliki kesulitan belajar pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda, maka untuk itu tujuan pembelajaran harus disesuaikan dengan perbedaan individual yang dimiliki oleh siswa.

Tahap ketiga setelah menganalisis dan merumuskan standar dan tujuan pembelajaran, maka tugas selanjutnya adalah membangun hubungan antara kedua titik tersebut dengan memilih strategi pengajaran yang tepat, teknologi dan media yang disesuaikan, serta memutuskan bahan ajar yang akan diberikan.
a.      Memilih Strategi
Pemilihan strategi pembelajarn disesuaikan dengan standar dan tujuan pembelajaran. Selain itu juga memperhatikan gaya belajar dan motivasi siswa yang nantinya dapat mendukung pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat mengandung ARCS model (Smaldino dari Keller,1987). ARCS model dapat membantu strategi mana yang dapat membangun  Attention  (perhatian) siswa pada pelajaran, hubungan yang  Relevant dengan keutuhan dan tujuan, Convident , desain pembelajaran dapat membantu pemaknaan pengetahuan oleh siswa dan Satisfaction dari usaha belajar siswa.
b.      Memilih Teknologi dan Media
Jika merujuk pada kriteria media dan teknologi yang disebut Smaldino (2007) maka teknologi dan media yang dipilih dalam perencanaan pembelajaran ini menggunakan teknologi berbasis komputer. Melibatkan unit komputer, jaringan internet, web pembelajaran yang dirancang oleh pembelajar,whiteboard, dan proyektor.
c.       Memilih materi
Sebelum memilih materi, terlebih dahulu akan dilakukan obsevasi awal dengan melakukan pengumpulan materi yang siap pakai, meminta keterlibatan spesialis materi dan memintai pendapat dari pembelajar lain. Kesemuanya akan digabung dan diseleksi menjadi materi yang akan digunakan dalam perencanaan pembelajaran ini. Pemilihan itu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan dari siswa, karena materi yang siap pakai yang diperoleh, biasanya butuh sentuhan modifikasi, maka sentuhan itu perlu keterlibatan ahli dan guru lain. Kemudian dalam pemilihan materi juga akan memerhatikan hak cipta dari materi tersebut. Maka materi yang dipilih dalam pembelajaran yang akan dilakukan adalah Model-model Pembelajaran Berbasis Komputer.

Tahap keempat memanfaatkan teknologi, media dan bahan Ajar.Tahap  ini melibatkan perencanaan pembelajaran oleh guru dalam memanfaatkan teknologi, media dan bahan ajar untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Untuk melakukan hal ini mengikuti proses "5 Ps": Preview teknologi, media dan bahan ajar, menyiapkan (Prepare) teknologi, media dan bahan ajar, menyiapkan (Prepare) lingkungan, menyiapkan (Prepare) siswa, dan memberikan (Provide) pengalaman belajar.
a.    Pratinjau Teknologi, Media dan Materi
Selama proses seleksi guru telah mengidentifikasi teknologi, media dan materi yang sesuai untuk siswa dan tujuan belajar guru. Guru harus mempratinjau teknologi dan media yang dipilih terkait dengan tujuan belajar. Tujuannya adalah memilih bagian yang langsung selaras dengan mata pelajaran guru misal jika mata pelajaran adalah tentang penggunaan preposisi yang tepat, pratinjaulah beberapa program piranti lunak bahasa dan sastra untuk menemukan aktifitas latihan dan praktik yang sesuai dengan tujuan guru. Guru kemudian merancang mata pelajaran yang meliputi hanya bagian preposisi dari peranti lunak tersebut ketimbang seluruh urutan yang ada. Demikian pula, jika menggunakan sebuah video dokumenter, identifikasilah segmen-segmen yang berhubungan langsung dengan mata pelajaran, mengingat video DVD memungkinkan navigasi yang mudah bagi segmen sasaran.
b.   Meyiapkan Teknologi, Media dan Materi
Selanjutnya kita harus menyiapkan teknologi, media dan materi yang akan mendukung aktifitas pengajaran yang akan kita laksanakan. Kumpulkan seluruh perlengkapan yang kita butuhkan dan tentukan urutan penggunaan materi.
c.    Menyiapkan Lingkungan
Dimana saja aktifitas belajar terjadi, baik di ruang kelas, laboratorium, pusat media, fasilitas harus diatur untuk penggunaan teknologi media, dan materi yang efektif.
d.   Menyiapkan Peserta Belajar
Penelitian mengenai belajar mengungkapkan dengan sangat jelas bahwa apa yang dipelajari dari sebuah kegiatan sangat bergantung pada bagaimana peserta belajar dipersiapkan untuk mata pelajaran tersebut.
e.    Menyediakan Pengalaman Belajar
Jika pengalaman belajar adalah yang berpusat pada guru, maka akan melibatkan presentasi, demonstrasi, latihan, dan praktik atau tutorial. Jika menggunakan presentasi sebagai salah satu strategi penting untuk mengikuti panduan menggunakan kemampuan presentasi di ruang kelas.

Tahap selanjutnya adalah melibatkan partisipasi siswa. Agar efektif, guru harus melibatkan keaktifan siswa secara mental, menyediakan kegiatan yang memungkinkan mereka untuk mempraktekkan pengetahuan atau keterampilan baru dan menerima umpan balik terhadap upaya mereka sebelum resmi dinilai. Praktek dapat melibatkan kemandirian siswa, pembelajaran berbantuan komputer, kegiatan internet, atau latihan kelompok. Umpan balik bisa berasal dari guru, komputer, siswa lain, atau evaluasi diri.

a.    Latihan
Tujuan untuk mata pelajaran yang kita ajarkan dengan jelas menyatakan apa yang semestinya dilakukan oleh para siswa kita sesuai dengan instruksi. Jadi penting untuk mengharuskan siswa berpartisipasi melalui praktik langsung dengan teknologi dan kemampuan baru.
1)      Teknologi sebagai alat produksi
Salah satu cara yang paling umum dalam menggunakan teknologi dan media sebagai sarana yang mengharuskan partisipasi siswa adalah melalui penggunaan peranti produktivitas. Ini karena penggunaan perangkat tersebut dapat memacu siswa dalam pembelajaran, meningkatkan produktivitas dan mendorong kreatifitas.
2)      Teknologi sebagai alat komunikasi
Sebagai contoh, jika menggunakan gambar proyeksi berupa foto para siswa yang tinggal di Alaska, kita sebagai guru dapat melibatkan para siswa dalam diskusi langsung dengan meminta mereka membandingkan situasi terakhir mereka dengan siswa pada foto tersebut. Para siswa kemudian bisa saja bertukar e-mail dengan para siswa di Alaska untuk memperoleh pengetahuan pertama mengenai kehidupan mereka.
3)      Teknologi sebagai alat penelitian
Penelitian telah menunjukkan bahwa internet merupakan peranti komputer yang paling sering digunakan. Para siswa memiliki akses instan ke sumber daya yang tak terbatas. Oleh karena itu, mereka bisa dengan mudah “menempatkan, mengevaluasi, dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Penelitian siswa sebaiknya diperluas juga untuk meliputi informasi dari buku, Koran harian dan orang-orang. Penggunaan sumber daya yang beragam akan lebih memastikan bahwa siswa tidak sekedar menyalin informasi berbasis web ke dalam karya mereka.
4)      Teknologi sebagai alat penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan
Para siswa sebelumnya belum pernah mengakses data dan informasi yang begitu besar jumlahnya. Para siswa dari berbagai usia sekarang mampu lebih teliti menguji informasi melalui berbagai perangkat. Masalah yang mungkin saja ditangani para siswa melalui penggunaan teknologi meliputi “apakah seseorang dengan suara terbanyak akan menang? Untuk menjawab pertanyaan tersebut siswa dapat mengunduh hasil pemilu ke dalam sebuah spreadsheet untuk menguji suara elektroral yang dibandingkan dengan suara pemilih.
5)      Menggunakan peranti lunak pembelajaran untuk latihan
Peranti lunak pendidikan merupakan salah satu sarana melibatkan para siswa dengan kemampuan yang beragam dalam aktifitas belajar individual yang difokuskan pada kemampuan dan pengetahuan dasar. Sebagian besar program peranti lunak pendidikan memungkinkan para siswa untuk terlibat dalam aktifitas yang lebih menantang dengan melompati aktifitas yang mengandung pengetahuan yang telah di kuasai para siswa.
6)      Menggunakan media lainnya untuk latihan
Diskusi, kuis singkat, dan latihan penerapan, bisa mungkin dilakukannya latihan dan umpan balik selama pengajaran. Aktifitas tindak lanjut bisa menyediakan kesempatan lebih lanjut untuk keterlibatan aktif para siswa.
b.   Umpan balik
Di semua kasus, para siswa harus menerima umpan balik mengenai ketepatan respon mereka. Umpan balik atau tanggapan bisa berasal dari guru atau para siswa yang bekerja di dalam kelompok kecil dan saling memberi umpan balik. Umpan balik mungkin bisa juga diperoleh melalui aktifitas periksa diri sendiri atau berasal dari komputer atau mentor.

Sedangkan tahap terakhir adalah mengevaluasi dan merevisi. Setelah melaksanakan pembelajaran di ruang kelas, penting untuk mengevaluasi dampak kegiatan yang telah berlangsung terhadap siswa. Penilaian ini tidak hanya memeriksa tingkat dimana siswa dapat mencapai tujuan belajar, namun juga memeriksa keseluruhan proses pengajaran dan dampak penggunaan teknologi dan media. Hal itu dapat dicocokkan antara tujuan belajar dan hasil belajar siswa.

a.    Menilai Prestasi Siswa
Metode dalam menilai prestasi bergantung pada sifat dan tujuan belajar. Beberapa tujuan belajar mengharuskan kemampuan kognitif yang relative sederhana sebagai contoh adalah bagaimana melihat siswa membedakan kata sifat dari kata keterangan, atau merangkum prinsip deklarasi kemerdekaan. Tujuan belajar seperti itu semua bermanfaat bagi ujian tertulis konvensional.
1)      Penilaian auntentik
Di sekolah, minat yang meningkat terhadap penilaian autentik di pacu oleh komitmen menuju perspektif konstruktivis. Penilaian autententik bisa digunakan untuk menilai kinerja atau produk tunggal, produk unit, atau portofolio.
2)      Penilaian Portofolio
Portofolio menilai kemampuan siswa untuk membuat produk nyata yang menggambarkan pencapaian mereka terkait dengan analisis, sintesis, dan evaluasi. Komponen kunci dari portofolio adalaha bahwa mereka mengharuskan refleksi sendiri sesuai yang ditampilkan di produk portofolio. Sebagai misal, jika siswa bisa memilih fragmen karya yang menampilkan pencapaian sebuah tujuan belajar, mereka mungkin saja meminta untuk menjelaskan kenapa mereka memilih fragmen tersebut dan bagaimana itu menunjukkan bahwa mereka telah mempelajari pengetahuan dan kemampuan sasaran.
Untuk menggunakan portofolio, mulailah dengan menentukan apakah kita akan menggunakan format tradisional atau elektronik. Kemudian indentifikasikalah jenis-jenis artefak yang akan menampilkan pencapaian siswa terkait standard dan tujuan dan pilihlah atau kembangkan skala penilaian yang tepat.
Portofolio tradisional merupakan kumpulan fisik dari karya para siswa, sementara portofolio elektronik merupakan koleksi digital dari karya para siswa. Portofolio tradisional terdiri dari salinan kertas dari karya para siswa, foto, video atau rekaman kaset audio. Portofolio sering kali disimpan dalam penjepit dan kotak penyimpanan, yang berpindah dari satu guru lainnya ketika para siswa naik tingkat.
Portofolio elektronik menyimpan seluruh karya siswa dalam bentuk file digital. Portofolio elektronik bisa dibuat dengan peranti lunak khusus, sebuah situs online, atau program dasar seperti power point. Kekurangan dari portofolio elektronik adalah perlengkapan, akses, keamanan dan waktu.
b.   Evaluasi dan Revisi Stragetegi, Teknologi dan Media
Evaluasi juga meliputi penilaian strategi, teknologi dan media. Salah satu komponen kunci evaluasi dan revisi sebuah mata pelajaran adalah masukan dari guru. Kita juga bisa mendapatkan umpan balik terkait dengan strategi pengajaran dan penggunaan teknologi dan media melalui wawancara dan diskusi.
1). Evaluasi guru
Salah satu komponen penting dari suasana kelas manapun adalah guru, yang sebaiknya di evaluasi bersama dengan komponen-komponen lainnya. Meskipun evaluasi atas pengajaran kita mungkin bisa menimbulkan kekhawatiran. Informasi yang dihasilkan akan memberikan umpan balik yang bagus sekali untuk menangani masalah-masalah yang butuh pengembangan dan untuk mengetahui masalah-masalah pangajaran yang berkualitas tinggi terdapat empat jenis dasar evaluasi guru: diri sendiri, siswa, rekan guru, dan administrator.
2). Revisi strategi, teknologi dan media.
Tahap terakhir dari siklus pengajaran adalah duduk dan melihat data penilaian dan evaluasi. Dimana terdapat perbedaan antara yang kita inginkan untuk terjadi dan apa yang memang terjadi

BAB III
RANCANGAN PENGGUNAKAN MEDIA DENGAN MODEL ASSURE
Rancangan penggunaan media dengan model ASSURE akan dilakukan pada ruang kelas siswa yang mengambil mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bukitinggi. Mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran wajib yang harus dipelajari setiap siswa dari kelas satu sampai kelas tiga tiap semesterya. Pada mata pelajaran ini tidak hanya teori saja yang diberikan, tapi juga praktek agar bisa diterapkan langsung dalam kehidupan sehari-hari.
A.    Penggunaan Model ASSURE
1.      Analisis Siswa
Karakteristik umum dari siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bukittinggi adalah siswa yang sudah melalui pendidikan dasar. Siswa berasal dari keluarga yang mampu dan berekonomi bagus karena kebanyakan orang tua mereka adalah pedagang, pengusaha, pegawai, dan hanya sebagian kecil yang buruh. Siswa kelas VIII ini berjumlah 118 yang terdiri dari 4 kelas, masing-masing kelas siswa berjumlah maksimal 30 orang siswa. Siswa perempuan lebih banyak dibandingkan siswa laki-laki dan berumur berkisar 13-14 tahun. Diasumsikan dapat membaca, memahami dan menganalisis pelajaran. Bisa menggunakan dan berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dan memiliki keberagaman suku namun semuanya berkewarganegaraan Indonesia serta beragama Islam. Secara umum, siswa meperliahatkan kurang tertarik dan apati terhadap kegiatan pembelajaran ketika aktivitas berorientasi pada buku teks.
Sedangkan karakteristik dasar yang spesifik yang dimiliki siswa untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah bahwa mereka sudah memiliki pengetahuan tentang Pembelajaran Agama Islam sejak awal bergabung dengan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bukittinggi. Kompetensi dasar yang akan digunakan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah mengetahui dan lulus mata pelajaran PAI di sekolah dasar bahkan sudah punya sertifikst khatam Al-Qur’an sebagai persyaratan masuk SMP. Dengan demikian siswa telah belajar pendidikan agama di Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) dan keluarga masing-masing.  
Selain itu, gaya belajar yang dimiliki siswa adalah beragam, baik itu kecerdasan majemuk, kekuatan konseptual, kebiasaan memproses informasi, motivasi, dan faktor fisiologis.
2.      Menetapkan Standar dan Tujuan
Berdasarkan tujuan pendidikan nasional (aims) yang tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan pendidikan sekolah (goals) dalam silabus, maka tujuan mata pelajaran (objevtives) yang harus dipenuhi siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah membiasakan perilaku terpuji.
Sedangkan tujuan akhir yang harus dicapai siswa adalah memahami dan dapat mencotoh perilaku Zuhud dan Tawakal dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Memilih Strategi, Teknologi, Media, dan Bahan Ajar
a.      Memilih Strategi
Jika merujuk pada ARCS (attention, relevant, confidence and satisfaction) maka strategi yang akan dipilih dalam perencanaan pembelajaran ini adalah strategi yang berpusat pada guru dan strategi yang berpusat pada siswa. Pada pembelajaran PAI Kelas VIII SMP Negeri 1 dilakukan dengan penjelaskan materi dari guru dan pemahaman serta analisis siswa, agar siswa memperoleh pengalaman nyata bagaimana berperilaku Zuhud dan Tawakal dalam kehidupan.
b.      Memilih Teknologi dan Media
Jika merujuk pada kriteria media dan teknologi yang disebut Smaldino (2008) maka teknologi dan media yang dipilih dalam perencanaan pembelajaran ini menggunakan video dan power poin. Melibatkan unit komputer, DVD, whiteboard, dan proyektor.
c.       Memilih Bahan Ajar
Sebelum memilih materi, terlebih dahulu akan dilakukan obsevasi awal dengan melakukan pengumpulan materi yang siap pakai, meminta keterlibatan spesialis materi dan memintai pendapat dari pembelajar lain. Kesemuanya akan digabung dan diseleksi menjadi materi yang akan digunakan dalam perencanaan pembelajaran ini. Pemilihan itu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan dari siswa, karena materi yang siap pakai yang diperoleh, biasanya butuh sentuhan modifikasi, maka sentuhan itu perlu keterlibatan ahli dan guru lain. Kemudian dalam pemilihan materi juga akan memerhatikan hak cipta dari materi tersebut. Maka materi yang dipilih dalam pembelajaran yang akan dilakukan adalah Model-model Pembelajaran Berbasis Komputer.
4.      Memanfaatkan Teknologi, Media dan Bahan Ajar
Menggunakan terknologi, media dan materi digunakan proses 5P, preview, prepare (teknologi, media dan materi), prepare (lingkungan), prepare (siswa) and provide. Setelah semuanya bisa dikondisikan untuk kondisi belajar, maka dilakukan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan menggunakan power poin dan video dengan menayangkan contoh perilaku Zuhud dan Tawakal dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian guru menanyakan poin-poin pembelajaran kepada siswa dari tayangan yang diputar tersebut. Video pembelajaran yang telah disediakan guru digunakan sebagai media di dalam ruang kelas. Untuk sumber belajar, power poin dan video pembelajaran dilihat dan dipahami siswa, hasil pemahaman masing-masing akan dibahas dalam diskusi pada pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan sebagai media, video pembelajaran membantu memberikan contoh kongkrit dari penjelasan guru. Karena melibatkan unit komputer, DVD, dan proyektor, maka pastikan semua perlatakan yang dibutuhkan seperti listrik, komputer, speaker dan proyektor berfungsi dengan baik. Selain lingkungan, juga mengkondisikan siswa mulai dari perhatian, motivasi dan minat.
5.      Mengajak Partisipasi Siswa
Penayangan video dan slide power poin menuntut partisipasi aktif dari siswa, melalui perhatian siswa dalam tayangan yang diputar, forum diskusi setelah penayangan video pembelajaran, dan tanya jawab di ruang kelas. Dari partisipasi siswa diharapkan siswa memiliki pengalaman yang mengantarkan mereka pada kompetensi untuk memahami dan berperilaku Zuhud dan Tawakal dalam kehidupan sehari-hari.
6.      Mengevaluasi dan Merevisi
Ada beberapa hal yang dievaluasi dan direvisi, diantaranya adalah hasil belajar dengan penilaian autentik dan portofolio, kemudian mengevaluasi strategi, terknologi dan media yang dipilih serta evaluasi pembelajar.
Pertama evaluasi hasil belajar dengan autentik, yaitu mengharuskan siswa untuk menggunakan proses yang sesuai dengan konten dengan bagaimana konten tersebut digunakan dalam dunia nyata. Dalam mata pelajaran PAI, akan dievaluasi bagaimana kemampuan siswa mengaplikasikannya perilaku Zuhud dan Tawakal. Penilaian autentik ini akan didukung dengan portofolio yang dimiliki siswa selama melakukan proses pembelajaran, baik itu tugas kelompok maupun tugas pribadi. Portofolio yang dibuat siswa menggambarkan pencapaian siswa terkait dengan pemahaman, analisis dan evaluasi.
Kedua mengevaluasi strategi, teknologi dan media akan dilakukan dengan melakukan survei dan observasi. Survei dilakukan dengan cara membagikan daftar pertanyaan berupa pendapat siswa terhadap strategi, teknologi dan media yang digunakan. Sedangkan observasi digunakan untuk melihat secara langsung umpan balik siswa dari strategi, teknologi dan media yang digunakan.
Ketiga evaluasi guru dilakukan dengan empat cara, yaitu melalui diri sendiri, siswa, rekan dan administrator. Dengan diri sendiri dilakukan dengan membuat rekaman audio atau video berisi kegiatan pembelajaran. Dari audio dan video yang diperoleh, guru dapat mempelajari seluruh kegiatan dan memperbaiki diri.
Siswa juga bisa dimintai keterangan untuk melakukan penilaian dengan memberikan saran-saran dan masukan. Begitu juga dengan rekan sejawat, dapat melakukan pemantauan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan mintai saran untuk melakukan perbaikan. Dan dengan bantuan adminstrator juga bisa dilakukan, yaitu dengan cara administrator mengunjungi kelas dan memberikan masukan pada guru yang telah melakukan kegiatan pembelajaran.


B.     RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
I.       Identitas Mata Pelajaran
Satuan Pendidikan                  : SMP Negeri 1 Bukittinggi
Mata Pelajaran                        : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester                       : VIII  / I
Alokasi Waktu                        : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi               : Membiasakan Perilaku Terpuji
II. Tujuan Mata Pelajara     :
1. Mengetahui dan memahami pengertian zuhud dan tawakal
2. Mengetahui dan memahami contoh – contoh perilaku zuhud dan tawakal dalam kehidupan sehari – hari
3. Menyebutkan kebiasaan perilaku zuhud dan tawakal dalam lingkungan keluarga
4. Menyebutkan kebiasaan perilaku zuhud dan tawakal dalam lingkungan sekolah
5. Menyebutkan kebiasaan perilaku zuhud dan tawakal dalam lingkungan masyarakat
III. Kompetensi Dasar          : Menjelaskan pengertian zuhud dan tawakal
                                                : Menampilkan contoh perilaku zuhud dan tawakal
: Membiasakan perilaku zuhud dan tawakal dalam kehidupan sehari–hari
IV. Indikator :    1.1. Menjelaskan pengertian zuhud dan menyebutkan dalilnya.
     1.2. Menjelaskan pengertian tawakal dan menyebutkan dalilnya.
                            1.3. Menunjukkan contoh–contoh perilaku zuhud dalam kehidupan sehari–hari
                            1.4. Menunjukkan contoh–contoh perilaku tawakal dalam kehidupan sehari–hari
                            1.5. Membiasakan perilaku zuhud dan tawakal dalam lingkungan keluarga
                          1.6. Membiasakan perilaku zuhud dan tawakal dalam lingkungan sekolah
                          1.7. Membiasakan perilaku zuhud dan tawakal dalam lingkungan masyarakat
V. Strategi Pembelajaran
  1. Teacher center dengan metode ceramah menyampaikan pengertian dan dan contoh-contoh perilaku zuhud dan tawakal. Dilakukan sebelum siswa melakukan diskusi. Dalam menjelaskan materi, guru menampilkan slide power poin kemudian melihatkan video setelah penjelaskan tahapan poin pembelajaran.
  2. Student center dengan diskusi dan tanya jawab pembelajaran selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Setiap paparan materi yang dijelaskan, siswa boleh bertanya atau membantahnya. Diskusi kelas setelah penjelasan materi. Kemudian mengomentari pertanyaan atau bantahan siswa dalam diskusi singkat.
VI. Teknologi dan Media
1.      Unit komputer/leptop
2.      Slide power poin materi/bahan ajar
3.      Video
4.      Proyektor
5.      Whiteboard
6.      Spidol
VII. Metode Pembelajaran
1.      Ceramah
2.      Tanya Jawab
3.      Diskusi
4.      Drill / Latihan
VIII. Kegiatan Pembelajaran
NO
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1
Pendahuluan ( 5 )
        Berdo’a
        Absensi
        Apersepsi, menanyakan pengetahuan siswa tentang sifat – sifat terpuji
        Menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran

        Berdo’a
        Mengangkat tangan sambil menyabutkan “hadir”
        Mendengarkan keterangan guru dan menjawabnya
        Mendengarkan keterangan guru tentang indikator dan tujuan pembelajaran
2
Kegiatan Inti ( 70 )
Eksplorasi
-          guru mengajukan pertanyaan kepada siswa apa pengertian zuhud
-          guru mengajukan pertanyaan kepada siswa apa pengertian tawakal
-          guru menjelaskan pengertian zuhud dan tawakal dengan menampilkan slide power poin
-          guru mengajukan pertanyaan kepada siswa siapa bisa memberikan contoh perilaku zuhut
-          guru melihatkan video perilaku zuhud dan menjelaskannya
-          guru mengajukan pertanyaan kepada siswa siapa bisa memberikan contoh sikap tawaduk
-          guru melihatkan video perilaku zuhud dan menjelaskannya
Elaborasi
-          guru menyuruh masing-masing siswa mencari contoh–contoh perilaku zuhud dan tawakal lainnya.
Konfirmasi
-          Selama proses pembelajaran guru melakukan evaluasi terhadap semua kegiatan yang dilakukan siswa dan guru juga melakukan evaluasi terhadap penjelasannya.
-          guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terhadap materi yang dipelajari.
-          guru memberi ulasan dan penegasan yang diperlukan.


-          siswa mengajukan tangan untuk menjawabnya

-          siswa mengajukan tangan untuk menjawabnya

-          siswa memperhatikan


-          Siswa mengajukan tangan untuk menjawabnya


-       siswa menontonnya

-          siswa mengajukan tangan untuk menjawabnya



-          Siswa monontonya



-          Masing-masing siswa mencari contoh–contoh perilaku zuhud dan tawakal.        

-          Setiap siswa mendengarkan ulasan dan penegasan yang diberikan guru



-          siswa mengajukan pertanyaan kepada guru

-          siswa mendengarkan keterangan guru
3
Penutup ( 5 )
-          guru menyimpulkan hasil pelajaran

-          siswa mendengarkan kesimpulan dan membuat catatan penting.
IX. Penilaian
1.      Kehadiran       : 10 %
2.      Diskusi kelas   : 10 %
3.      Tugas               : 20 %
4.      Ujian               : 80 %
X. Sumber Pembelajaran
1. Aku Cinta Islam ( Cempaka Putih )
2. Pendidikan Agama Islam ( Yudistira )
3. Pendidikan Agama yang relevan                     Bukittinggi,      Mei 2013



                                                                                    KAILA SAPARINA
                                                                                    NIM. 1203711

BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan bahasan makalah di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam merancang pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP dapat dibantu dengan model pembelajaran ASSURE. Karena model ASSURE dapat membantu guru tahap demi tahap dalam merencanakan kegiatan pembelajaran seperti menganalisis siswa, membantu bagaimana menentukan tujuan, memilih media-teknologi-strategi-bahan ajar, menggunakan media-teknologi-strategi-bahan ajar, bagaimana membuat siswa berpartisipasi aktif sampai menilai dan merevisi kegiatan yang telah berlangsung.
Daftar Rujukan
Rayandra Asyhar. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.
Smaldino, Heinich, Molenda, Russel. 2008. Instructional Media And Technologies For Learning, (9th edition). New York: Macmillan Publishing Company.
Smaldino, Lawther, Russel. 2012. Instructional Technologies And Media For Learning, (10th edition).  New York: Macmillan Publishing Company.



SILABUS
Sekolah                                 : SMP N 1 BUKITTINGGI
Kelas                                      : VIII
Mata Pelajarran                    : Pendidikan Agama Islam
Semester                                :  I (Ganjil)
Standar Kopetensi               : 1. Membiasakan perilaku terpuji
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan
Pembela
jaran
Indikator
Penilaian
KKM
Alokasi waktu
Sumber
TM
PT
KMTT
3.1    Menjelask an pengertian zuhud dan tawakal.


3.2    Menampilkan contoh perilaku zuhud dan tawakal






3.3    Membiasakan perilaku zuhud dan tawakal dalam kehidupan sehari – hari


Perilaku terpuji (zuhud dan tawakal)















Mendeskripsikan Pengertian Zuhud Dan Tawakal

Mendeskripsiakan Contoh-Contoh Perilaku Zuhud Dan Tawakal





Mendeskripsikan Kebiasaan Perilaku Zuhud Dan Tawakal


Melakuk an pengamatan tentang berbagai perilaku masyarakat

Mendiskusikan untuk mengidentifikasi contoh-contoh perilaku zuhud dan tawakal
Menampilkan perilaku zuhud dan tawakal dihadapan teman-temannya dan gurunya di sekolah









3.1.1           Menjelaskan pengertian zuhud dan menyebutkan dalilnya (kerja keras)
3.1.2           Menjelaskan pengertian tawakal dan menyebutkan dalilnya (kerja keras)

3.2.1           Menunjukkan contoh – contoh perilaku zuhud dalam kehidupan sehari – hari (mandiri)
3.2.2           Menunjukkan contoh – contoh perilaku tawakal dalam kehidupan sehari – hari (mandiri)





3.3.1           Membiasakan perilaku zuhud dan tawakal dalam lingkungan keluarga (mandiri)
3.3.2           Membiasakan perilaku zuhud dan tawakal dalam lingkungan sekolah (mandiri)
3.3.3           Membiasakan perilaku zuhud dan tawakal dalam lingkungan masyarakat (mandiri)
Tes Tulis

Tes Tulis
Tes Tulis

Tes Tulis






Tes Unjuk Kerja




Tes Unjuk Kerja


2x40 m










Buku cempaka putih,erlangga,LKS, internet dan buku pengangan guru





                                                                                                                                                                                                                                                                                         Bukittinggi,      Mei 2013
                                                                                                                                                                                                                                                                                         Guru Mata Pelajaran


                                                                                                                                                                                                                                                                                         KAILA SAPARINA
                                                                                                                                                                                                     NIM. 1203711